Contoh Review Jurnal “Uji Toksisitas Buah Merah, Mahkota Dewa dan Temu Putih terhadap Sel Kanker Serviks”


PENDAHULUAN

Latar Belakang Pemilihan Jurnal
            Alasan penulis melakukan review pada jurnal ini adalah dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu yaitu mengetahui apaptosis dari sel kanker. Selain itu, pemilihan jurnal ini adalah agar penulis mengetahui tanaman herbal berkhasiat untuk mencegah kanker dan berkhasiat sitotoksik terhadap sel kanker, dengan harapan nya kedepan penulis dapat memperoleh inspirasi membuat sesuatu yang bermanfaat di bidang farmasi.


 RINGKASAN JURNAL
Jurnal Farmasi Indonesia Vol.5 No.1 Januari 2010 : 41-47

Judul
Uji Toksisitas Buah Merah, Mahkota Dewa dan Temu Putih terhadap Sel Kanker Serviks
Jurnal
Jurnal Farmasi Indonesia
Volume (nomor) : halaman
Vol. 5 (1) : 41-47
Tahun
2010
Penulis
Maksum Radji, Hendri Aldrat, Yahdiana Harahap, dan Cosphiadi Irawan.
Reviewer
Yulin Rosa Rishliani (F1F117022)
Tanggal
08-Nov-18

Latar Belakang
Terapi kanker serviks yang dilakukan saat ini khususnya penggunaan kemoterapi masih dirasakan belum efektif karena sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan oleh pasien. Oleh sebab itu berbagai upaya untuk mencari obat alternatif masih terus dilakukan oleh
para peneliti guna menemukan bahan obat yang memiliki efektifitas tinggi namun rendah efek sampingnya terhadap pasien. Di Indonesia berbagai obat herbal telah digunakan sebagai terapi alternatif untuk membantu pengobatan penyakit kanker. Beberapa diantaranya yang banyak digunakan oleh pasien kanker adalah buah merah, temu putih dan mahkota dewa
 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji sitotoksisitas dari tiga jenis obat herbal yaitu buah merah (Pandanus conoideus), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan temu putih (Curcuma zedoaria) dalam kultur sel HeLa yang merupakan model in vitro untuk sel kanker serviks.
 Subjek Penelitian
Sel HeLa yang digunakan merupakan model untuk pengujian in vitro untuk kanker serviks
 Cara Kerja
Penyiapan ekstrak bahan uji, penyiapan suspensi sel, dan pengujian sitotoksisitas sampel terhadap sel HeLa 
Pengolahan  Data
Data diolah dengan menggunakan analisis Probit untuk mendapatkan nilai LC50 dari masing-masing ekstrak. Nilai LC50 menunjukkan persentase kematian sel pada kultur sebanyak 50%.
 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran serapan ekstrak uji dengan Elisa plate reader dapat diketahui bahwa telah terjadi kematian sel HeLa akibat pengaruh ekstrak uji. Hasil pengujian ketiga ekstrak obat herbal yang dilakukan menunjukkan bahwa persentase kematian sel semakin meningkat seiring
pertambahan dosis dan pertambahan waktu inkubasi. Ini menandakan bahwa semakin lama sel HeLa berinteraksi dengan ekstrak uji, semakin tinggi tingkat kematian selnya. Kemampuan menghambat pertumbuhan sel HeLa oleh ekstrak temu putih sebesar 29,19 μg/ml dengan waktu inkubasi 48 jam menunjukkan kemampuan sitotoksik yang layak dipertimbangkan. Hasil indentifikasi konstituen kimia pada temu putih ditemukan adanya kandungan minyak atsiri, kurkumin dan kurkumenon dan beberapa senyawa lainnya. Kandungan minyak atsiri temu putih seperti epikurzerenona dan kurdiona diperkirakan dapat mempengaruhi proses apoptosis sel kanker manusia. Apoptosis merupakan mekanisme penting dalam strategi melawan kanker karena dalam tinjauan molekuler kanker dapat terjadi disebabkan
adanya kelainan regulasi apoptosis. Senyawa antikanker bisa berperan dalam membantu proses apoptosis sel. Salah satu faktor yang menyebabkan ekstrak temu putih bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa adalah karena adanya kandungan
kurkumin. Dengan mengetahui mekanisme sitotoksisitas ekstrak temu putih, buah merah dan mahkota dewa dapat dijadikan batu pijakan untuk mencari sumber obat baru yang dapat dimanfaatkan  sebagai obat antikanker atau penyokong terapi kanker.
 Kesimpulan
Ekstrak temu putih memiliki aktivitas sitotoksik yang paling kuat terhadap kultur sel HeLa dibandingkan dengan buah merah dan mahkota dewa.

  PEMBAHASAN

Pembahasan
Jurnal ini menyajikan tentang bagaimana pengaruh pemberian temu putih, buah merah, dan mahkota dewa dalam uji sitotoksik terhadap sel kanker. Pengujian menggunakan ekstrak dari masing-masing komponen yang dicampurkan atau disuspensikan dengan sel HeLa lalu diinkubasi. Hasilnya adalah adanya kematian sel HeLa oleh ekstrak uji. Yang mana temu putih memiliki aktivitas sitotoksik yang paling kuat terhadap kultur sel HeLa dibandingkan dengan buah merah dan mahkota dewa, karena dalam temu putih salah kandungannya adalah kurkumin.
 Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal ini sangat baik dalam mendeskripsikan apa yang ingin disampaikan oleh peneliti. Selain itu, apa yang dimaksud oleh peneliti dalam jurnal ini dapat dipahami hanya dengan sekali membaca saja.
 Kekurangan
Tidak terdapatnya metodologi penelitian yang tertulis. Pembaca hanya menafsirkan sendiri metode apa yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, perbandingan perbandingan antar komponen, susah untuk dimengerti, karena hanya dijabarkan oleh peneliti.
 Saran
Sebaiknya, metodologi penelitiannya ditulis dengan pasti, mulai dari alat dan bahannya, metode apa yang digunakan, variabelnya, dan lain sebagainya. Selain itu, pada perbandingan komponen, bisa di hasil dan di cara kerja, mungkin lebih baik jika menggunakan tabel sehingga pembaca tidak kesulitan dalam membandingkan antara temu putih, buah merah dan mahkota dewa.


DAFTAR PUSTAKA

R. Maksum, H. Aldrat, Y. Harahap, dan C. Irawan. 2010. Uji Toksisitas Buah Merah, Mahkota Dewa dan Temu Putih terhadap Sel Kanker Serviks. Jurnal Farmasi Indonesia. Vol. 5 (1) : 41-47

Komentar

Postingan Populer