ASAM AMINO


REVIEW JURNAL
“PERLAKUAN ASAM AMINO DALAM PARTIKULASI ASAP DAN HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK ZAITUN (Olea eutropaea)”
e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS Vol. 1 No. 1 Hal. 54-60 tahun 2015
  Penulis
  Lufiatun Niam, Tintrim Rahayu, dan Ari Hayati
  Reviewer
  Yulin Rosa Rishliani
  Tanggal
  4 Desember 2019


Latar belakang :
Tanaman zaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang banyak terdapat di daerah dengan iklim panas sampai iklim sedang, Seperti di kawasan Mediterania, Asia Tengah, dan beberapa kawasan Afrika. Tanaman zaitun banyak digunakan mulai dari bagian akar, batang, daun dan buah. Daun zaitun memiliki banyak manfaat sebagai obat tradisioanal yang dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti mikroba, mencegah aktivitas beberapa virus, seperti Haemorragic septicaemia. Menurunkan tekanan darah, gula darah, kanker, mengencerkan darah yang telalu kental, kardiovaskuler dan penyakit degeneratif.
Produksi zaitun di Indonesia masih tergolong rendah, oleh karena itu budidaya zaitun perlu terus dikembangkan. Budidaya zaitun dapat dilakukan dengan perbanyakan secara vegetatif yaitu dengan stek. Teknik pembibitan zaitun yang cukup efektif adalah dengan teknik microcutting. Keberhasilan stek dipengaruhi oleh aktivitas fisiologis tanaman. Asam amino mampu secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi aktivitas fisiologis tanaman. Triptofan merupakan prekursor dalam sintesis auksin. Fenilalanin berfungsi untuk metabolisme tanaman
Berdasarkan hasil uji pendahuluan pemberian beberapa asam amino (fenilalanin, triptofan, prolin dan alanin) dan pupuk biogen dengan konsentrasi 1 cc, 2 cc dan 3 cc tiap 1 liter air terhadap stek pucuk zaitun diketahui Panjang dan jumlah tunas tertinggi terdapat pada pemberian asam amino Fenilalanin & Triptofan dan 3cc pupuk biogen setelah berumur 30 hari. Penulis ingin mengetahui respon pertumbuhan stek zaitun (Olea europaea L.) terhadap pemberian asam amino dan hormon tumbuhan.

Metode :
            Penelitian ini dilaksanakan di Green House kebun Axilar FMIPA Unisma. Dibutuhkan kelembapan maksimal dalam proses penyungkupan yaitu tidak kurang dari 90 % dan bahkan sebaiknya mendekati angka 100 %, kelembapan maksimal dibutuhkan sampai stek zaitun bisa mengakses air sendiri dari tanah melalui akarnya. Keadaan tersebut sesuai dengan kondisi dalam sungkup yang diletakkan pada green house, suhu dalam sungkup berkisar antara 25-27 0C dengan kelembapan mencapai 95%. Kelembapan ini dapat terlihat oleh adanya bintik-bintik air yang menempel pada plastik sungkup.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas 20 perlakuan diulang 3x sehingga terdapat 60 unit penelitian. Perlakuan percobaan adalah: Kontrol, Trp + Phe, konsentrasi pupuk biogen 2 cc (K1), 3 cc (K2) dan 4 cc (K3), frekuensi penyemprotan satu minggu satu kali (M1), satu minggu dua kali (M2) dan dua minggu satu kali (M3) serta perlakuan kombinasi antara asam amino Trp + Phe dengan pupuk biogen.
Dilakukan dengan pertama-pertama, persiapan stek zaitun (Olea europaea L) diambil dari tanaman indukan usia 2 tahun, Cabang/ranting dipotong 4 ruas pucuk dengan panjang 5 cm, 2 ruas daun bagian bawah dipotong dipangkal daun, 2 ruas daun bagian atas dipotong separuh daunnya, Oasis direndam dengan air, Pangkal bawah ranting dicelupakan pada Root up yang sudah berbentuk pasta, Ranting ditancapkan pada oasis, Di tanam pada media tanam yang sudah disediakan di pot plastik masing-masing berisi 3 stek zaitun, sungkup tanaman sampai tumbuh akar kemudian di aklimatisasi, Stek disemprot biogen dengan 2 cc/L, 3 cc/L, 4 cc/L. frekuensi semprot masing-masing (seminggu sekali, seminggu dua kali dan dua minggu satu kali). Stek mulai di asapi asam amino Triptofan dan Fenilalanin yang terbentuk partikulasi dalam asap rokok setelah stek berumur satu minggu dalam sungkup (dilakukan pengasapan setiap hari), Stek disiram setiap hari, diamati munculnya tunas, panjang tunas dan jumlah tunas setelah stek berumur 60 hari. Data dianalisis..

Hasil dan Pembahasan :
Untuk pengamatan muncul atau tidaknya tunas, pemberian asam amino memberi efek kemunculan tunas sebesar 33,33 %, perlakuan pupuk biogen pada berbagai konsentrasi dan frekuensi penyemprotan diketahui kemunculan tunas cenderung meningkat yaitu sebesar 66,67 -100 %, pada perlakuan kombinasi asam amino dan pupuk biogen munculnya tunas cenderung menurun yaitu berkisar antara 33,33 – 100 %.
Untuk pengamatan jumlah tunas yang muncul, berdasarkan ANOVA hasil uji, pada perlakuan kontrol tidak mengalamai perbedaan yang nyata, yaitu rerata 0. Pada perlakuan pemberian asam amino, terdapat kenaikan jumlah namun kurang signifikan, yaitu 0,67. Dan dari hasil dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah tunas yang muncul lebih baik pada pemberian perlakuan pupuk biogen pada berbagai konsentrasi dibandingkan dengan perlakuan kombinasi asam amino dan pupuk biogen. Dikarenakan dapat dilihat bahwa kenaikan atau rerata tertinggi pada masing-masing perlakuan ini adalah masing-masing 2,33. Pada perlakuan pemberian pupuk biogen, muncul pada pemberian konsentrasi 2 cc/L dengan frekuensi semprot yang sering yaitu satu minggu dua kali sedangkan pada perlakuan pemberian kombinasi pupuk biogen dengan asam amino muncul setelah pemberian konsentrasi 3 cc/L dengan frekuensi semprotan jarang yaitu 2 minggu satu kali.
Untuk pengamatan panjang tunas yang muncul, berdasarkan ANOVA hasil uji, pada perlakuan kontrol tidak mengalamai perbedaan yang nyata, yaitu rerata 0. Pada perlakuan pemberian asam amino, terdapat kenaikan panjang namun kurang signifikan, yaitu 1,57. Dan dari hasil dapat dilihat bahwa kenaikan panjang tunas yang muncul lebih baik pada pemberian perlakuan pupuk biogen pada berbagai konsentrasi dibandingkan dengan perlakuan kombinasi asam amino dan pupuk biogen. Dikarenakan dapat dilihat bahwa kenaikan atau rerata tertinggi pada perlakuan pemberian pupuk biogen yaitu 4, muncul pada pemberian konsentrasi 4 cc/L dengan frekuensi semprot satu minggu satu kali sedangkan kenaikan atau rerata tertinggi pada perlakuan pemberian kombinasi pupuk biogen dengan asam amino yaitu 3,73, muncul setelah pemberian konsentrasi 3 cc/L dengan frekuensi semprotan jarang yaitu 2 minggu satu kali.
Dari hasil dapat dilihat bahwa setiap perlakuan menghasilkan sebuah hasil di mana kemunculan tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas, lebih baik pada perlakuan pemberian pupuk biogen saja dibanding dengan kombinasi antara pupuk biogen dengan asam amino. Hal ini dapat terjadi diduga karena pada perlakuan kombinasi asam amino dengan pupuk biogen menyebabkan kandungan hormon dalam tumbuhan terlalu banyak. Sehingga tanaman tidak mampu merespon secara maksimal penambahan hormon eksogen, triptofan bekerja dalam sintesis protein, yang membuat kadar auksin menjadi lebih tinggi. Diketahui bahwa pemberian hormon dengan konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pembentukan, meracuni, bahkan mematikan tanaman.
Pemberian biogen berpengaruh terdapat pertumbuhan panjang tunas, karena terdapat zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan tinggi tunas dan perpanjangan akar terjadi seiring dengan pemberian zat pengatur tumbuh. Hal ini diduga karena pengaruh fisiologi zat pengatur tumbuh, yaitu sitokinin dan auksin, terhadap bahan stek dapat meningkatkan aktifitas sel yang meliputi pembesaran sel, diferensial sel, permebialitas sel dan meningkatkan ketersediaan beberapa metabolit untuk sintesa protein. Penambahan auksin menyebabkan putusnya ikatan selulosa diantara dinding sel menyebabkan dinding sel meregang. Peregangan dinding sel mengakibatkan sel mengalami pemanjangan pada ruas batang yang mengarah pada pertambahan tinggi tanaman. Sitokinin adalah suatu komponen penting yang berperan untuk perkembangan kloroplas, mengontrol gen, dan sintesa metabolit sekunder untuk perkembangan dan pertumbuhan.
Selain biogen, juga terdapat asam amino yang mampu meningkatkan jumlah tunas stek zaitun. Asam amino berperan sebagai satuan penyusun protein. Protein memiliki banyak peran dalam kehidupan makhluk hidup. Fungsi protein pada tumbuhan yaitu mengkatalisis sebuah proses reaksi sebagai enzim. Asam amino triptofan bekerja dalam mensintesis auksin sedangkan fenilalanin berperan dalam metabolisme tanaman. Asam amino ini diperkecil sampai level nano yang terkandung dalam partikulasi asap rokok.

Kesimpulan :
Pada bagian kesimpulannya, penulis memberitahukan bahwa hormon tumbuhan dalam pupuk biogen, asam amino Triptofan, Fenilalanin dan kombinasinya berpengaruh terhadap pembentukan tunas stek pucuk zaitun, meliputi jumlah dan panjang tunas. Pemberian pupuk biogen dengan konsentrasi 2 cc/L frekuensi semprot satu minggu dua kali, mampu meningkatkan jumlah tunas stek pucuk zaitun yaitu sebesar 2,33 tunas. Pemberian biogen konsentrasi 4 cc/L frekuensi semprot satu minggu satu kali mampu meningkatkan panjang tunas tertinggi yaitu 4 cm.
Kombinasi asam amino dengan biogen konsentrasi 3 cc/L frekuensi semprot dua minggu satu kali mampu meningkatkan jumlah tunas stek pucuk zaitun 2,33 tunas. Kombinasi asam amino dengan biogen konsentrasi 3 cc/L frekuensi semprot dua minggu satu kali mampu meningkatkan panjang tunas tertinggi yaitu 3,73 cm.

Kelebihan :
-            Referensi yang digunakan luas, tidak hanya buku atau jurnal saja. Tidak hanya nasional saja, tetapi internasional juga ada.
-            Dengan membaca abstraknya, kita sudah dapat mengetahui maksud jurnalnya.
-            Penelitian telah menjawab tujuan.
-            Pembahasannya mudah untuk dimengerti.
-            Peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian terdahulu.
-            Terdapat penyajian berupa tabel hasil dan grafik penelitian pada hasil.
-            Peneliti menggunakan uji ANOVA pada hasil penelitian.

Kelemahan :
-            Refensi yang digunakan kurang uptodate (tahun-tahun terakhir).
-            Referensi yang digunakan terlalu sedikit.
-            Tabel hasil sulit untuk dimengerti.
-            Bahasa dalam pembahasan sedikit sulit untuk dimengerti.

Saran :
Penelitian ini menarik minat pembaca, namun diharapkan :
-            Diharapkan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang lebih mudah untuk dipahami.
-            Diharapkan bahasa dalam pembahasan dibuat agar lebih mudah dimengerti.
-           Diharapkan refensi yang digunakan lebih banyak dan lebih uptodate (tahun-tahun terakhir), serta menggunakan buku dan jurnal, baik nasional ataupun internasional.  

DAFTAR PUSTAKA
Niam, L., T. Rahayu dan A. Hayati. 2015. Perlakuan Asam Amino dalam Partikulaso Asap dan Hormon Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Zaitun (Olea europaea). Jurnal Ilmiah Biosaintropis. Vol. 1(1) : 54-60. 

Komentar

Postingan Populer