KIMIA MEDISINAL - HEMATOLOGI
KIMIA MEDISINAL
Hematologi
Oleh : Yulin Rosa Rishliani
Sel Darah |
Darah adalah “cairan
kehidupan”. Darah membawa oksigen dan zat makanan esensial ke seluruh sel-sel
jaringan tubuh dan organ-organ penting lainnya. Tanpa darah, jaringan dan organ
tubuh akan mati kelaparan. Darahlah yang menjadi penopang utama keberlangsungan
proses kehidupan tubuh manusia. Dalam dunia medis, semua istilah yang berkaitan
dengan darah selalu diawali dengan kata hemo-
atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti
darah. Hematologi adalah cabang ilmu
kesehatan yang khusus mempelajari tentang darah dengan segenap permasalahannya.
Darah semua
manusia pasti berwarna merah. Merah terang bila padat kandungan oksigennya,
atau merah tua jika mengalamai kekurangan zat tersebut. Warna merah pada darah
diakibatkan oleh adanya kandungan hemoglobin, yakni senyawa protein yang di
dalamnya terkandung zat besi yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
FUNGSI DARAH
Darah melakukan
fungsi penting :
Pertama, pernafasan.
Fungsi utama darah adalah mengangkut dan mengedarkan oksigen (O2),
bahan bakar bagi proses metabolisme yang terjadi dalam trilyunan sel tubuh. Kekurangan
darah berarti kekurangan oksigen. Jaringan otak tanpa suplai oksigen selama
kurang dari 5 menit bisa mengakibatkan rusaknya sebagian besar sel otak, yang
berpotensi mengakibatkan keabnormalan fungsi beberapa organ tubuh.
Kedua, makanan.
Darah menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi penting yang telah diserapnya
dari usus (usus kecil). Setelah menyerap makanan di usus, darah membawanya
menuju ke liver (hati). Kemudian, zat makanan dasar dipisah-pisahkan menjadi
gula, lemak, protein, dan zat lainnya. Setelah melewati proses ini, darah
segera membawa dan mengedarkan zat makanan tersebut ke seluruh sel tubuh.
Ketiga, pembuangan.
Darah mengangkut zat kimia sisa metabolisme menuju ke hati untuk diuraikan, dan
ke organ ginjal untuk diproses, lalu sisanya terbuang dalam bentuk urine dan
keringat.
Keempat, kendali
konsentrasi. Darah berperan menjaga keseimbangan komposisi dalam sel agar sel
dapat berfungsi optimal.
Kelima, kendali
suhu. Proses metabolisme sel menghasilkan energi panas, darah yang terus
mengalir menyerap setiap kelebihan panas dan menyebarkannya ke seluruh
permukaan tubuh. Jika suhu tubuh normal, 37o C, semua proses
berfungsi secara optimal.
Keenam, pertahanan.
Di dalam darah terdapat sel darah putih dan antibodi yang berfungsi melindungi
tubuh dari serangan berbahaya dari racun dan mikroorganisme yang menyeludup
masuk.
Ketujuh, pendistribusian
hormon. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang berfungsi mengatur proses
metabolisme tubuh manusia. Pesan itu dikirimkan melalui aliran darah, menuju
berbagai sel tubuh, yang akan menterjemahkan pesan-pesan tersebut dalam suatu
tindakan.
Kedelapan, pembekuan.
Pembekuan darah adalah bentuk perlindungan yang sangat vital dari bahaya
kehilangan darah, proses pembekuan juga turut memperbaiki pembuluh darah yang
pecah.
KOMPOSISI DARAH
Plasma darah, mencakup
55% dari volume total darah, plasma adalah bagian cair sebagai medium bagi
sel-sel korpuskel darah untuk mengambang.
Korpuskel darah, mencakup
45% dari volume total darah, terdiri dari (1) sel darah merah, eritrosit, 4,5-5 juta/mm3 darah.
(2) sel darah putih, leukosit, 4-10
ribu/mm3darah. Dan (3) Platelet, trombosit,
150-350 ribu/mm3 darah.
Merupakan cairan
bikonkaf dengan diameter 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen
masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan
inti sel. Warnanya kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu
zat yang disebut hemoglobin. Sel darah merah tidak memiliki inti sel,
mitokondria, dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat
melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel atau pembentukan protein. Komponen
eritrosit adalah : (1) membran eritrosit, (2) sistem enzim : enzim G6PD, (3)
hemoglobin. Sel darah merah
biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat
dalam sel. Selain itu, dalam keadaan normal, bentuk sel darah merah
berubah-ubah.
Pada pembentukan
sel darah merah, dalam keadaan normal, eritropoesis pada orang dewasa terutama
terjadi di dalam sumsum tulang, di mana sistem eritrosit menempati 20-30%
bagian jaringan sumsum tulang yang aktif membentuk sel darah. Sel eritrosit
berinti berasal dari sel induk multipotensial dalam sumsum tulang. Pada
produksi sumsum tulang memerlukan besi, vitamin B12, asam folat, piridoksin
(vitamin B6), kobal, asam amino dan tembaga.
Eritrosit hidup
selama 74-154 hari. Pada usia ini sistem enzim mereka gagal, membran sel
berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini dihancurkan oleh sel sistem
retikulo endotelial. Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg%.
Bentuknya dapat
berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),
mempunyai bermacam-macam inti sel, sehingga dapat dibedakan menurut inti selnya
serta warnanya bening (tidak berwarna).
Sel darah putih
dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis dari golongan sel ini
adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B; monosit dan
makrofag; serta golongan yang bergranula, yaitu : eosinofil, basofil, dan
neutrofil.
Fungsi dari sel
darah putih adalah sebagai berikut : (1) sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh
dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES
(sistem retikulo endotel). (2) sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis sel
darah sebagai berikut :
Agranulosit
Memiliki granula
kecil dalam protoplasmanya, memiliki diameter sekitar 10-12 mikron. Berdasarkan
pewarnaan granula, granulosit terbagi menjadi tiga kelompok yang berfungsi
sebagai fagosit untuk mencerna dan meghancurkan mikroorganisme dan sisa-sisa
sel :
Neutrofil,
granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus/granula, serta banyak sekitar 60-70%.
granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus/granula, serta banyak sekitar 60-70%.
Eosinofil,
granula berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil, tetapi granula daam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
granula berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil, tetapi granula daam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
Basofil,
granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil daripada eosinofil, mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula yang besar, banyaknya kira-kira 0,5% di sumsum merah. Selain fungsi di atas, basofil bekerja sebagai sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif.
granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil daripada eosinofil, mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula yang besar, banyaknya kira-kira 0,5% di sumsum merah. Selain fungsi di atas, basofil bekerja sebagai sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif.
Granulosit
Limfosit,
mempunyai nukleus besar bulat dengan menempati
sebagian besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe. Ukuran bervariasi
dari 7 sampai dengan 15 mikron. Banyak nya 20-25% dan fungsinya membunuh dan
memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh. Limfosit ada 2 macam, yaitu
limfosit T dan limfosit B.
Limfosit T
Limfosit B
Monosit,
ukuran lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu, serta mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang. Monosit dibentuk dalam sumsum tulang masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel darah putih.
ukuran lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu, serta mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang. Monosit dibentuk dalam sumsum tulang masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel darah putih.
Pada orang
dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0-11,0 x 109/I yang terbagi
sebagai berikut:
Neutrofil
2,5-7,5 x 109
Eosinofil
0,04-0,44 x 109
Basofil 0-0,10 x
109
Limfosit 1,5-3,5
x 109
Monosit 0,2-0,8
x 109
Adalah bagian
dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat,
oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Jumlah nya antara
150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/mililiter), sekitar 30-40%
terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Trombosit
berperan penting dalam pembentukan bekuan darah.
Plasma Darah
Adalah bagian
darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir
90% dari plasma darah terdiri atas air. Plasma diperoleh dengan memutar sel
darah, plasma diberikan secara intravena untuk : (1) mengembalikan volume
darah; (2) menyediakan substansi yang hilang dari darah klien. Zat yang
terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut :
- Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
-
Garam-garam mineral yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
-
Protein darah meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
-
Zat makanan
-
Hormon
-
Antibodi
GANGGUAN HEMATOLOGI
Anemia aplastik,
gangguan pada sel induk
di sumsum tulang belakang.
Anemia
defisiensi besi, terjadi pada
wanita usia subur. Penyebabnya adalah asupan besi yang tidak cukup, gangguan
absorbsi, pendarahan pada saluran cerna.
Anemia
megaloblastik, anemia
makrositik nomokrom, karena defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang
mengakibatkan sintesis DNA terganggu. Pada pecandu alkohol.
Penyakit sel
sabit, karena kelainan
struktur hemoglobin. Pada anak berumur di bawah 2 tahun.
Polisitemia, banyak sel darah merah hingga meningkatkan
viskositas dan volume darah .
Leukimia, poliferasi abnormal dari sel hemotipoietik, banyak
pada laki-laki.
Diskrasia sel
plasma, penyakit mieloma
multipel berasal dari sumsum tulang.
DAFTAR PUSTAKA :
PERMASALAHAN :
Handayani, W. dan A.S.
Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan SistemHematologi. Salemba Medika, Jakarta.
PERMASALAHAN :
- Bagaimanakah cara trombosit menjalankan fungsinya dalam pembentukan bekuan darah?
- Sebelumnya disebutkan, dalam keadaan normal bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah. Dan menurut saudara, apa yang akan terjadi jika sel darah merah itu menjadi kaku atau sulit untuk berubah bentuk?
-
Bagaimana produksi dan penghancuran sel darah merah (eritrosit)?
BalasHapusTerimakasih atas pemaparannya yulin. Saya akan mencoba menjawab permasalahan point 3 yang mengenai produksi sel darah merahnya (eritrosit). Sel eritrosit inti berasal dari sel induk multipotensial dalam sumsum tulang. Sel induk multipotensial ini mampu berdiferensiasi menjadi sel induk unipotensial. Sel induk ini tidak mampu berdiferensiasi lebih lanjut, sehingga sel induk unipotensial seri eritrosit hanya akan berdiferensiasi menjadi sel promoblas. Sel pronormoblas akan membentuk DNA yang diperlukan untuk 3 sampai dengan 4 kali fase mitosis. Melalui empat kali mitosis dari tiap sel pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit. Eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi.
Apakah terjadi perubahan morfologi saat proses berdiferensiasi?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusPerubahan morfologi sel terjadi selama proses berdiferensiasi sel pronormoblas sampai eritrosit matang. Yaitu ada 3 kelompok : ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel, inti sel menjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas asidosis, dan dalam sitoplasma dibentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA dari dalam sitoplasma sel.
HapusHai Yulin! Terimakasih yaaa atas pemaparannya. Karena bagian produksi telah di jawab. Maka saya akan mencoba sedikit memecahkan permasalahan pada bagian penghancuran sel darah merah pada point nomor 3. Yang mana menurut teori yang saya baca, proses penghancuran sel ini terjadi karena penuaan dan proses patologis. Demikian, terimakasih
BalasHapusDapatkah saudara menyebutkan bagaimana maksud dari penuaan dan proses patologis ini? Dari sumber yang saya baca, ketika sel darah merah mengalami penuaan, terjadi penurunan aktivitas enzim (terutama enzim glikolisis yang memecah glukosa) dan kehilangan kemampuan berubah bentuk. Kemudian, untuk proses patologis bagaimana?
HapusProses patologis yang dimaksud adalah hemolisis. Hemolisis terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen hemoglobin menjadi 2 komponen yaitu protein dan heme. Apabila terdapat kekurangan, mungkin anda dapat menambahkan. Terimakasih.
HapusTerimakasih helmalia, jawaban yang super sekali. namun saya ingin sedikit sekali menambahkan, yaitu komponen protein yang dimaksud yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali. Dan komponen heme akan dipecah kembali menjadi 2 yaitu : besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang, dan yang kedua adalah bilirubin yang diekskresikan melalui hati dan empedu.
HapusHai yulin, saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1.
BalasHapusJadi Trombosit pada keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Saat ada kerusakan, beberapa detik setelah kerusakan pembuluh, trombosit akan tertarik ke daerah itu sebagai respon terhadap kolagen yang terpajang di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat yang kemudian menyebabkan vasokontriksi pembuluh. Kemudian dia akan mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembulih yang cedera tadi, menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka.
Saya ingin menambahkan, penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar, sehingga lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai embolus dan menyumbat aliran ke hilir.
HapusPenimbunan trombosit yang berlebihan itu akan membentuk suatu emboli, namun guna mencegah itu trombosit akan mengeluarkan bahan yang membatasinya sendiri. Yaitu prostaglandin, tromboksan A2 dan prostasiklin I2. Tromboksan A2 merangsang penguraian trombosit dan menyebabkan vasokontriksi lebih lanjut pada pembuluh darah, sedangkan prostasiklin I2 akan merangsang agregasi trombosit dan pelebaran pembuluh, sehingga semakin meningkatkan respons trombosit.
terimakasih atas materinya, kak yulin. saya akan mencoba menyelesaikan permasalahan yang nmr 2. menurut teori yang saya baca, sifat sel darah merah dapat merubah bentuk, adalah agar memungkinkan untuk sel darah merah tersebut masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa kerusakan. demikiaannn
BalasHapusterimakasih andthen. maaf, bagaimana jika sel darah merahnya sulit untuk berubah bentuk?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMakasih yukin artikelnya sangat membantu, disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2, Sel darah merah jika kaku atau sulit berubah bentuk maka tidak akan bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi.
BalasHapusSemoga membantu :)
Terimakasih Maya. Saya izin menambahkan, Peningkatan konsentrasi hemoglobin atau penurunan fluiditas dapat menurunkan kemampuan berubah bentuk. Akumulasi dari merman kalsium mengakibatkan sel kaku, berkerut dan mengurangi kemampuan berubah bentuk. Dan seperti yang disebutkan saudara tadi, sel darah merah jika kaku atau sulit berubah bentuk, maka tidak akan bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi.
HapusTerimakasih, artikel yang sangat bermanfaat
BalasHapus