Perkembangan Teori Atom, Partikel Penyusun Atom, dan Konfigurasi Elektron




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Atom adalah satuan dasar materi yang terkecil, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti tersebut.
Pada tahun 1808, John Dalton melakukan perenungan tentang atom. Kemudian J.J. Thomson, seorang fisikawan Inggris mengemukakan bahwa terdapat partikel subatom yang disebut elektron tersebar di dalam inti atom. Pada tahun 1911, Ernest Rutherford, seorang ahli fisika Inggris memperbaiki teori atom J.J. Thomson. Neils Bohr, seorang fisikawan dari Denmark, yang selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford.

B.     PERMASALAHAN

Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Penulis menemukan permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana perkembangan model atom?
2.      Apa saja partikel penyusun suatu atom?
3.      Apa itu konfigurasi elektron?

C.    TUJUAN
Karya tulis diharapkan dapat membantu para pembaca untuk mengetahui lebih mengenai :
1.    Perkembangan model atom
2.    Partikel Penyusun Atom
3.    Konfigurasi Eektron

Selain itu, makalah ini disusun sebagai tugas kuliah Prodi Farmasi dalam mata kuliah Kimia dasar I


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PERKEMBANGAN TEORI ATOM

1.      Teori Atom Dalton

          Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada 2 hukum, yaitu Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser), Hukum Susunan Tetap (Hukum Prouts). Lavoiser menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengmukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
1.              Atom adalah bagian terkecil suatu unsur
2.              Atom tidak dapat diciptakan, dimusnahkan, terbagi lagi, atau diubah menjadi zat lain
3.              Atom  dari suatuu unsur digambarkan sebagai bola pejal dan memiliki atom-atom yang identik dan dalam segala hal, tetapi berbeda dengan atom-atom dari unsur lain
4.              Reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau pemisahan atom dari unsur-unsur yang terlihat

Kelemahan :
Teori atom tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.


2.    Teori Atom J.J Thomson

          Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (patikel sub-atom) yang bermuatan negatif yang selanjutnya disebut elektron.
            Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan posiif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson yang menyatakan bahwa :
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar muatan negatif elektron.”
Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. Biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar merata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.


Kelemahan :
Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3.      Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan dan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Sebelumnya telah ditemukan adanya partikel atom, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul betul merupakan bola pejal yang positif, yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 10), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudur 900 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yng terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.                Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan.
2.                Jika lempeng emas tersebut di anggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka di dalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3.                Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa satu dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Model atom Rutherford menyatakan atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.

Kelemahan :
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

4.         Teori Atom Bohr

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherfird dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postular, sebagai berikut :
1.                   Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai kadaan gerak stationer (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar.
2.                   Selama elektron berada dalam lintasan stationer, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3.                   Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stationer ke lintasan stationer lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan Planck, E=hv.
4.                   Lintasan stationer yang dibolehkan memiliki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2  atau nh/2  , dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adlaah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelemahan :
Model atom ini tidak bisa menjelaskan sprektrum warna dari atom berelektron banyak.

5.         Teori Atom Modern

Model atom mekanika kuatum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelumnya Erwin Schrodinger,seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu”Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin Schrodinger memcahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
            Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
            Awan elektron di sekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabugn membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan sub kulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang :
1.                   Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stationer seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2.                   Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
3.                   Posis elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.


B.       PARTIKEL PENYUSUN ATOM
Atom merupakan suatu kumpulan materi yang terdiri atas:
1.         Inti Atom ( bermuatan positif )
Merupakan pusat dari atom yang terdiri dari proton dan neutron. Banyaknya proton dalam inti atom disebut nomor atom, dan menentukan berupa elemen apakah atom itu :
Proton
Merupakan partikel yang bermuatan positif. Banyaknya proton dalam inti atom disebut nomor atom. Pengungkapan tentang materi dasar penyusun atom tidak terhenti pada penemuan elektron. Pada kondisi normal sebuah atom itu tidak bermuatan atau muatannya netral. Kemudian setelah ditemukan adanya partikel dasar bermuatan negatif yang ada dalam atom memunculkan dugaan kuat adanya partikel dasar lain yang bermuatan positif yang menjadikan sebuah atom bermuatan netral. Tanda tanya besar ini kemudian dijawab oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman bernama Eugene Goldstein. Berangkat dari rasa penasarannya ia melakukan sebuah eksperimen dengan menggunakan tabung hampa bermuatan listrik yang dilengkapi dengan lempeng katoda berlubang. Alhasil, dari percobaan tersebut diketahui ada sebuah sinar yang bergerak berlawanan arah dengan sinar katoda (disebut sinaranoda).Ia bergerak dari anoda ke katoda. Eugene goldstein menyimpulkan bahwa sinar tersebut merupakan partikel dasar yang muatannya positif.
Berikut ilustras percobaan eugenegoldstein:

Selain  Goldstein, seorang ilmuwan inggris kelahiran New Zealand bernama Ernest Rutherford juga melakukan penelitian pada tahun 1919.  Ia melakukan percobaan dengan penghampuran sinar alfa .Sinar alfa ditembakkan pada sebuah lepeng tipis logam yang dikelilingi layar fluorensens yang berfungsi sebagai layar penangkap elektron.

Dari hasil percobaan penghamburan sinar alfa tersebut diketahui bahwa hampir seluruh sinar alfa diteruskan.Namun demikian dari sekitar 8000 partikel sinar alfa terdapat satu sinar alfa yang dibelokkan, bahkan ada beberapa diantaranya yang dipantulkan kembali kearah datangnya.Ernest kemudian menarik kesimpulan bahwa ada muatan positif berukuran besar yang ada di tengah-tengah atom.Partikel dasar ini bermuatan positif  karena ketika ada partikel sinar alfa yang mendekatinya maka ia mengalami gaya tolak sehingga membelok atau bahkan terpental balik
Neutron
Model struktur atom Rutherford menyisakan sebuah msalah penting yang belum terpecahkan. Telah diketahui bahwa hidrogen,atom yang paling sederhana, mengandung hanya satu proton dan bahwa atom helium mengandung dua proton. Jadi, perbandingan massa atom helium dan atom hidrogen tentunya adalah 2:1 (karna massa elektron jauh lebih ringan daripada massa proton, pengaruhnya dapat diabaikan). Tapi dalam kenyataannya, perbandingannya adalah 4:1.
Rutherford dan rekan-rekannya mempostulatkan bahwa pastilah terdapat jenis partikel subatom yang lain dalam inti atom ; pembuktiannya diberikan oleh fisikawan Inggris yang lain, James Chadwick, pada tahun 1932. Ketika Chadwick menembakkan partikel α keselembar tipis berilium, logam tersebut memancarkan radiasi yang berenergi sangat
tinggi yang serupa dengan sinar γ. Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa proton. Chadwick menamai partikel ini neutron. 

Elektron ( bermuatan negatif )

Berada di sekitar inti atom/terletak pada kulit elektron, yang mengimbangi muatan positif inti. 
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan William Crookes (1875).Hasil  eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncu ldari arahkatoda menuju ke anoda yang disebut sinarkatoda.
George JohnstoneStoney (1891) yang memberikan nama sinar katoda disebut “elektron”. Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengertian atom dalam suatu unsurmemiliki sifat yang sama sedangkan unsur yang berbeda akan memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron.
Antoine Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur Radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinarkatoda

Pembelokansinarkatodaolehmedanlistrik
Hasil percobaannya membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut dapat dibelokkan kearah kutub positif medan listrik.
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar 6 :

Diagram percobaan tetes minyak Milikan Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan listrik.Akibat gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Bila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik kekutub positif medan listrik. Hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa elektron sehingga elektron dapat dilambangkan



C.      KONFIGURASI ELEKTRON

Pada atom polielektron, tiap orbital dicirikan oleh seperangkat bilangan bilangan kuantum  n, l, m dan s. Bilangan kuantum mempunyai yang terletak pada distribusi radial atau jarak orbital dari inti. Pada atom polielektron, tingkst energi orbital selain ditentukan oleh harga m juga ditentukan oleh harga l, sehingga untuk nilai bilangan kuantum utama, tingkat energi untuk bilangan kuantum azimut berbeda.
 Pada atom polielektron tampak bahwa orbital 2s memiliki peluang orbital 2s lebih menembus dibandingkan orbital 2p. Akibat ada baku tolak antar elektron. Oleh sebab itu, dalam atom polielektron, orbital 2s dan 2p tidak lagi terdegenerasi sebagaimana pada atom hidrogen.

a.         Penulisan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron atom adalah suatu cara untuk menggabarkan sebaran elektron dalam orbital menurut tingkat energinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan konfigurasi elektron atom polielektron adalah aturan yang telah ditetapkan, seperti prinsip Aufbau, larangan Pauli dan aturan Hund.
Jumlah orbital dalam suatu kulit dinyatakan dengan rumus n2. Oleh karena jumlah elektron yang dapat menghuni orbital maksimal dua buah, maka jumlah maksimum elektron yang ada dalam suatu kulit (k, l, m, dst) adalah 2n2. Sub kulit terdiri dari orbital yang memiliki harga n dan sama. Misalnya subkulit 2p, mempunyai harga nilai kuantum, n=2 dan l=n-1. Orbital dalam setiap subkulit adalah (2l+1) dan jumlah maksimum elektron yang dapat menghuni masing-masing subkulit adalah (2l+1).

b.        Prinsip membangunan (Aufbau)
Aturan pengisian elektron dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip aufbau (aufbau berasal dari bahasa jerman yang berarti pembangunan). Menurut aturan ini, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi rendah, artinya elektron harus menghuni lebih dulu orbital atom dengan energi rendah. Oleh karena itu tingkat enrgi terendah dalam atom adalah orbital 1s, 2s, 2p, 3s, 3p dst. Disamping itu perlu diperhatika  aturan (m+l), yaitu untuk nilai (n+l) sama, orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan bilangan kuantum lebih kecil, contoh: 3s>2p, dan 4s>3p,dst.

c.         Prinsip larangan pauli

Ada suatu aturan berkaitan bilangan kuantum spin. Menurut Wolfgang Pauli, tidak ada elektron di dalam atom yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Makna dari larangan Pauli adalah, jika dua elektron menempati orbital sama, yakni n, l, m sama, maka kedua elektron ini harus berbeda dalam bilangan kuantum spinnya.
          Makna fisik larangan Pauli adalah, jika dua elektron mempunyai parameter sama, maka kedua elektron tersebut jika berada di tempat yang sama pada waktu bersamaan, karena tidak terbukti secara matematik. Oleh sebab itu, tiap orbital hanya dapat dihuni maksimum oleh dua elektron. Dengan kata lain, jumlah maksimum elektron yang dapat menghuni sub kulit s, p, d, f, dst, berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14,..., dan seterusnya.
             
a.      Aturan Hund
Aturan Hund di dasarkan pada kajian spektroskopi. Aturan ini menyatakan bahwa : (a) pengisian elektron ke dalam oorbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya ketiga orbital p atau kelima orbital d, sedapat mungkin berada dalam keadaan tidak berpasangan ; (b) jika dua elektron berada dalam dua orbital berbeda tetapi tingkat energi sama, misalnya orbital pz, px, py, maka energi paling rendah dicapai apabila spin elektronnya searah.
          Pada penulisan konfigurasi elektron, pertama-tama diandaikan bahwa inti atom memiliki tingkat-tingkat energi dan setiap tingkat energi memiliki orbital-orbital atau daerah kebolehjadian yang masih kosong. Kemudian sejumlah elektron yang dimiliki atom ditempatkan pada orbital-orbital tersebut sesuai dengan urutan tngkat energinya (aturan aufbau), tingkat energi paling rendah dihuni lebih dulu. Penghunian orbital yang tingkat energinya sama, seperti pz, px, py, diusahakan tidak berpasangan sesuai aturan Hund, tempatnya boleh dimana saja, pz, px, py,. Setelah masing-masing orbital dihuni oleh satu elektron, elektron berikutnya ditambahkan membentuk pasangan dan maksimum dua elektron dalam tiap orbital sesuai larangan Pauli.
          Penulisan 1s, 2s, 2p menggambarkan sub kulit ns dan np pada tingkat energi ke n=1 dan n=2, dan penulisan indeks atas menunjukkan jumlah elektron yang menghuni tiap orbital. Pada orbital p, terdapat tiga kemungkinan hunian elektron, sebab di antara ketiga orbital itu memiliki energi yang sama dan tidak terbedakan, sehingga tidak dapat ditentukan secara pasti posisi elektron yang berpasangan. Dengan kata lain, kebolehjadian pasangan elektron menghuni ketiga orbutal itu adalah sama.
          Penulisan konfigurasi elektron dapat diringkas, sebab yang penting dalam pembahasan kimia adalah konfigurasi elektron pada kulit terluar atau valensi.
      

b.        Konfigurasi Elektron Atom Unsur Transisi
Tingkat energi orbital makin tinggi sejalan dengan meningkatnya bilangan kuantum n dan l. Hal ini menimbulkan kasus pada konfigurasi elektron atom unsur-unsur transisi.
Pada atom netral dengan nomor atom lebih kecil atau sama dengan 20, misalnya pada atom kalsium, orbital 4s memiliki energi yang jauh lebih rendah dibandingkan denganmorbital 3d, menghasilkan konfigurasi elektron sebagai berikut, Ca [Ar] 4s2 3d10 , tetapi ketika orbtal 3d dihuni, tinkat energi orbital 3d menurun relatif lebih rendah dari tingkat energi orbital 4s akibat naiknya muatan inti efektif.
              
c.         Orbital Penuh dan Setengah Penuh
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa orbital yang dihuni maksimal (penuh) dan setengah penuh menunjukkan struktur yang relatif stabil, terutama untuk atom unsur-unsur  gas mulia dan unsur-unsur transisi. Contoh atom-atom yang relatif stabil akibat orbitalnya terisi penuh adalah atom unsur-unsur gas mulia.
          Umumnya, orbital setengah penuh terdapat pada unsur-unsur transisi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa atom dengan orbital setengah oenuh relatif lebih stabil.





d.        Diagram Orbital
Pada penulisan konfigurasi elektron, diagram orbital biasanya diwakili oleh bentuk kotak atau bulatan. Tiap sub kulit digambarkan sebagai kotak atau kumpulan kotak yang jumlahnya sesuai dengan jumlah sub kulit. Misalnya sub kulit p, mempunyai tiga buah orbital yang dapat diwakili oleh tiga buah kotak yang sejajar.
            Elektron dilambangkan dengan tanda panah. Penulisan arah apanah mengikuti prinsip larangan Pauli, yaitu jika dalam kotak dihuni oleh dua buah elektron, maka tanda panah harus berlawanan arah yang menunjukkan bilangan kuantum spin berlawanan arah, sedangkan jika elekton menghuni orbital yang tingkat energinya sama dan tidak persangan, maka penuisan tanda panah mengikuti aturan Hund, yakni digambarkan sejajar, menunjukkan spin elektron searah. Misalnya konfigurasi elektron atom nitrogen dengan nomor atom tujuh, digambarkan dalam bentuk diagram orbital.
           
              
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada BAB II, maka dapat disimpulkan :
1.      Beberapa ilmuwan yang memiliki teori tentang perkembangan atom ini adalah John Dalton, J.J. Thomson, Rutherford, dan Neils Bohr.
2.      Kelemahan yang terdapat pada masing-masing teori atom yaitu teori Dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik. Teori atom Thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom. Teori atom Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
3.      Kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing teori atom yaitu John Dalton dapat menerangkan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan menerangkan hukum perbandingan tetap (hukum Proust). Thomson adalah menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel subatomik dan dapat menerangkan sifat listrik atom. Rutherford adalah fenomena penghamburan sinar alfa oleh lempeng tipis emas dan mengemukakan keberadaan inti atom. Bohr adalah mengaplikasikan teori kuantun untuk menjawab kesulitan dalam model atom Rutherford.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid Satu. Jakarta : Erlangga
Suyarna, Yayan. 2016. Kimia Dasar. Bandung : CV. Yrama Widya



Komentar

Postingan Populer